PANGANDARAN JAWA BARAT - Pembangunan adalah proses perubahan yang mencakup seluruh system sosial, seperti : politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994).
"Pokok pembicaraan pembangunan tidak terlepas dari namanya infrastruktur dan suprastruktur".
Suprastruktur menurut Karl Marx adalah semua produksi yang bersifat non-materi yang berasal dari ide masyarakat antara lain lembaga-lembaga politik, hukum atau Undang-undang, Agama, Pemikiran, Filsafat, dan Etika.
Sedangkan Infrastruktur menurut pandangan Karl Marx adalah yang mengacu pada sumber daya antara lain: kondisi produksi (iklim, sumber daya alam), alat-alat produksi (alat, mesin), dan hubungan produksi (kelas sosial, dominasi, keterasingan, upah dan sebagainya).
Sedangkan, berangkat dari pengertian diatas, maka kedua hal tersebut sangat berkorelasi, dimana infrastruktur sebagai sebab yang dapat mengatur kegiatan produksi sedangkan peran suprastruktur yang menjadi akibat dari dorongan oleh perubahan-perubahan dalam produksi sistem.
Pembangunan Infrastruktur di Desa Bojongkondang dengan tujuan pentingnya membangun nilai-nilai keadilan sosial bagi seluruh lapisan masyarakat.
Baca juga:
CMMI Sebut Gubernur Gagal Membangun NTB
|
Pembangunan infrastruktur fisik yang betujuan memperkuat peradaban dan meningkatkan martabat masyarakat, atau lebih mudah dimengerti dengan adanya pembangunan jalan dimana-mana yang mana bertujuan untuk mempercepat mobilitas dan menyingkat waktu tempuh.
Pembangunan Suprastuktur juga menjadi kebutuhan penting untuk diperkuat secara massif pula saat ini, dan melihat capain dari revolusi mental harus berjalan, perbaikan fasilitas dan budaya pelayanan yang lebih baik, dan pelayanan publik dilaksanakan secara transparan, tertib, dan pasti.
Dan poin pentingnya adalah mengetahui manakah yang lebih didahulukan antara infra dan supra, menurut pandangan saya adalah pembangunan infrastruktur, karena dengan adanya sarana maka suprastuktur dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Dengan tersedia sarana yang memadai dan cukup akan mempercepat mobilitas dan menyingkat waktu tempuh. Dan yang diharapkan adalah Pemerintah setempat menekankan dan menjelaskan hubungan antara kedua hal tersebut, yaitu dalam menjalankan proyek fisik sebagai jalan kebudayaan yang menjadi wujud dari salah satu Puncak Gunung Peradaban Masyarakat.
Di kesempatan ini, kami mengajak semua elemen masyarakat untuk mengawal berjalannya pembangunan secara masif dan transparan agar pembangunan sesuai target dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan. (Najmul Umam)