PANGANDARAN JAWA BARAT - Dalam upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Pangandaran, peran kader Posyandu menjadi sangat penting. Agus Gumilar, S.Sos., M.Si Kabid Pemleklam Dinsos PMD Kabupaten Pangandaran, menegaskan bahwa kader Posyandu adalah ujung tombak dalam memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat terkait kesehatan ibu dan anak.
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, yang berpotensi menghambat perkembangan fisik dan otak anak. Dampaknya tidak hanya terjadi dalam jangka pendek, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit kronis di masa dewasa.
Kader Posyandu, yang tersebar di 10 kecamatan Kabupaten Pangandaran, menjadi aktor utama dalam percepatan penurunan stunting. Mereka bertugas memberikan edukasi kepada ibu hamil dan orang tua balita mengenai pentingnya asupan gizi seimbang, memantau tumbuh kembang anak, dan meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan seperti imunisasi.
Kegiatan Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting bagi Kader Posyandu di Kabupaten Pangandaran berlangsung di Islamic Centre pangandaran, Rabu & Kamis (4-5/12/2024).
Berikut jadwal kegiatannya:
1. Rabu, 4 Desember 2024 bertempat di Kecamatan Mangunjaya diikuti oleh 31 irang kader, di Kecamatan Padaherang diikuti oleh 85 orang kader, di Kecamatan Kalipucang diikuti oleh 49 orang kader, di Kecamatan Pangandaran diiiuti oleh 50 orang kader, di Kecamatan Sidamulih diikuti oleh 44 kader,
2. Kamis, 5 Desember 2024 bertempat di Kecamatan
Langkaplancar diikuti oleh 71 orang kader, di Kecamatan Cigugur diikuti oleh 40 orang kader, di Kecamatan Parigi diikuti oleh 59 orang kader, di Kecamatan Cijulang diikuti oleh 37 orang kader, di Kecamatan Cimerak diikuti oleh 65 orang kader "katanya".
Hal senada disampaikan oleh Doni Kosdiansah, S.Pd., M.Pd _Technical Assistant Stunting_ kabupaten Pangandaran, bahwa kader Posyandu memiliki peran strategis karena mereka mampu berkolaborasi dengan sumberdaya manusia di Posyandu untuk secara langsung melaksanakan pendampingan kepada sasaran terutama Ibu Hamil dan Balita.
Selain itu, mereka melakukan KIE, fasilitasi rujukan dan bantuan sosial bagi sasaran yang terindikasi stunting.
Kader Posyandu memanfaatkan pendekatan partisipatif dan bersinergi dengan pemerintah daerah. Mereka mendampingi masyarakat dari dekat untuk memastikan setiap ibu hamil dan balita mendapatkan gizi yang cukup dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Melalui sinergi antara kader Posyandu dan pemerintah, Kabupaten Pangandaran optimis dapat menurunkan prevalensi stunting sebagaimana target pemerintah menjadi 14% pada Tahun 2024 "katanya".**